Unescaped-Me
Pan's Personal Blog
Laptop dipakai 24 jam terus-menerus?
Akhir bulan yang lalu, saya mendapat sebuah proyek dari seorang klien. Proyek ini mengharuskan saya menjalankan software selama 24 jam nonstop. Komputer saya pun sebenarnya biasa dinyalakan 24 jam sejak 2010 silam, dan hanya dimatikan sebentar jika sedang dibersihkan atau mati terpaksa karena listriknya padam (mati lampu). Tetapi kali ini hal itu tidak boleh terjadi pada proyek ini. Oleh karena itulah, saya memutuskan untuk membeli laptop (notebook) atau mini laptop (netbook).

Singkat cerita, saya pun menjatuhkan pilihan pada netbook ASUS Eee PC 1025C. Alasan saya memilih netbook ini sederhana, yaitu:
  • Merk ASUS, menurut banyak review, sudah terbukti memiliki daya tahan baik dibandingkan merk yang lainnya. Sony Vaio pun memiliki daya tahan yang baik, tapi harganya tahu sendiri kan? Mahal.
  • Harganya yang murah kurang dari 3 juta.
  • Ukurannya yang kecil (10”) cocok untuk meja kerja saya.
  • Daya tahan baterai yang diklaim mampu dipakai selama 12 jam atau lebih.


1 Desember 2012, netbook saya pun mulai beroperasi. Saya pun menjalankan software untuk proyek saya itu. Tapi dengan segera, muncul berbagai pertanyaan di benak saya setelah memperbaiki beberapa fitur yang tidak berfungsi pada netbook saya itu. Semua pertanyaan tentang cara memakai laptop yang baik dan benar jika dipakai terus-menerus 24/7 dan apa dampak terhadap laptopnya. Saya pun mencari tahu jawabannya dengan cara bertanya langsung ke beberapa teman/saudara yang pernah mengalami. Selain itu, saya terutama mencari jawabannya di internet, browsing kesana kemari, mengunjungi blog/website/forum baik dalam negeri maupun luar negeri selama berjam-jam. Hasilnya? Banyak pro dan kontra di sana.

Kesimpulannya, tidak ada yang benar dan salah. Apa yang dianggap benar oleh si A dibantah oleh si B. Tapi apa yang dibantah oleh si B ternyata dibantah si C. Dan begitu seterusnya. Ga ada habisnya.

Saya pun mencoba merangkum semua informasi yang telah saya dapatkan. Yaitu, semua yang saya yakini secara pribadi akan membuat netbook saya lebih awet untuk dipakai 24 jam selama berbulan-bulan. Sekali lagi, tidak ada yang benar atau salah di sini. Namun demikian saya harus memilih satu keputusan diantara dua atau beberapa pilihan. Bagaimana nasib netbook saya dan tahan berapa lama? Saya sedang mengujinya. Sudah 10 hari sampai sekarang netbook saya nyala terus 24 jam. Saya akan update lagi nanti di sini kalau netbook saya ternyata mati atau ada yang rusak. ;)

10 Oktober 2014, berhubung banyak yg tanya tentang kabar netbook saya ini, saya update deh. :D Apakah netbook saya masih nyala? Ya, tentu. Masih nyala 24 jam setiap hari. Sudah lebih dari 22 bulan. Bagaimana dengan cooling pad yang dipakai? Biasa saja yg ngipasinnya ke atas, ke arah netbooknya. Berikut fotonya:




“Pan, kamu biarkan baterainya terpasang atau lepas baterai?”


Saya membiarkan baterainya terpasang. Laptop sudah didesain untuk bekerja menggunakan baterai, jadi kemungkinan lebih aman untuk laptopnya. Paling juga lama-lama baterainya ngedrop (aus) atau bisa juga rusak. Tapi kalau baterai laptop dilepas, motherboard dan layarnya bisa rusak. Biasanya akibat tegangan yang tidak stabil, bahkan meskipun memakai stabilizer. Belum lagi kalau misalnya tiba-tiba padam listrik (buat yang ga pakai UPS).


“Lalu bagaimana cara baterai laptop biar awet dan ga cepet aus?”


Tingkat keausan baterai tergantung frekuensi charging, yaitu seberapa sering baterai dicharge, dan bukan dari lamanya penggunaan. Jadi, charge aja terus sampai full 100% dan biarkan charger terpasang, jangan dicabut. Malah kalau kita selalu memasang charger sebelum memakai laptop, maka lebih bagus buat baterainya. Soalnya baterai laptop selalu dalam keadaan full sehingga tingkat keausan baterai lebih rendah, dan baterai pun lebih awet.


“Bukannya lebih baik kalau charger dilepas kalau baterai sudah full, lalu charger dipasang lagi kalau baterainya sudah mau habis?”


Ini dinamakan Charge Discharge. Dulu hal ini dilakukan untuk mengurangi memory effect pada baterai berteknologi nickel. Memory effect membuat baterai nickel kehilangan kapasitasnya (aus/drop). Tapi baterai-baterai saat ini merupakan baterai lithium yang tidak mengalami memory effect.


“Kalau baterai sudah full tapi masih tetep dicharge, nanti overcharge dong?”


Seperti halnya memory effect, overcharge hanya dialami baterai nickel. Baterai lithium tidak akan mengalami overcharge soalnya mempunyai sirkuit internal yang bisa menghentikan proses charging. Sistem kontrol pada baterai lithium mencegah terjadinya overcharge.


“Oke, berarti netbook kamu yang nyala 24 jam itu selalu nyolok ke listrik?”


Iya betul. Selain itu saya juga pakai stabilizer. Jadi netbook saya selalu nyolok ke listrik melalui stabilizer. Dan seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, baterai netbooknya pun selalu terpasang.


“Bagaimana mengatasi laptop yang panas?”


1. Selalu pasang cooling pad dan simpan laptopnya di tempat yang keras dan datar. Saya menaruh netbook saya di atas meja. Jangan menaruhnya di tempat yang empuk seperti kasur, bantal, kursi, apalagi di atas paha.

2. Taruh laptop di atas permukaan bahan yang lebih dingin. Misalnya, menaruh laptop di atas lantai yang dingin juga bisa membantu mengurangi panas. Kerugiannya, di rumah saya banyak debu, jadi ga bagus buat netbooknya. Selain itu, naruh netbook di lantai bikin saya pegel, hehe. Kecuali kalau punya meja dari bahan semacam keramik/marmer gitu, kaya yang biasa ada di dapur-dapur. Saya sendiri ga punya. Tapi meja kerja saya dilapisi kaca 0.5 cm, jadi lebih dingin.

3. Perhatikan temperatur ruangan dan benda-benda sekitar laptop. Usahakan agar ruangan ga terlalu panas dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Kalau punya AC sih lebih bagus lagi, hehe. Usahakan untuk menghindari menyimpan laptop di dekat benda elektronik lainnya atau benda yang menimbulkan panas, misalnya CPU, televisi, monitor, atau dispenser. Saya sendiri sebenarnya menyimpan netbook bersebelahan dengan monitor karena keperluan kerja, hehe. Kalau perlu, pasang kipas angin di dekat laptop dan mengarah langsung ke laptopnya.

4. Kalau bisa, jangan pakai laptopnya untuk menjalankan program atau bermain game yang berat-berat. Sebisa mungkin, hindari semua yang membuat CPU usage, temperatur VGA, dan RAM usage-nya tinggi.

5. Saya sering cek temperatur CPU dan motherboardnya menggunakan program Speccy. Biasanya temperaturnya sekitar 50-60°C. Kalau temperatur sudah mencapai 65-70°C, saya akan matikan netbook. Lalu bersihkan bagian dalam netbook dari debu. Biasanya temperatur CPU dan motherboard akan kembali normal.


“Aku juga suka pakai laptop 24 jam nonstop buat download berhari-hari. Ada tips lain cara memakai laptop yang nyala 24 jam terus-menerus?”


1. Tutup semua program-program yang ga dipakai. Kalau perlu, service-service yang ga penting juga dimatikan saja.

2. Kalau laptopnya ditinggalin buat download dan ga dipakai, matikan layarnya. Tapi jangan tutup lid laptopnya. Soalnya daerah deket keyboardnya kan panas, dan udara panas itu bergerak ke atas. Nanti malah layarnya kena panas dan daerah sekitar keyboardnya juga makin panas. Jadi biarkan aja lid laptop terbuka.

3. Kalau laptopnya sambil dipakai hal lain selain download, gunakan program alternatif yang lebih ringan. Misalnya ganti Winamp dengan AIMP buat pemutar musiknya, ganti Media Player Classic dengan GOM Media Player sebagai pemutar videonya. Demikian juga dengan program-program lainnya yang suka dipakai, cari alternatifnya yang lebih ringan.


“Bagaimana kalau laptop sedang tidak dipakai untuk sementara?”


Saya ga pernah mematikan netbooknya. Demikian juga dengan hibernate, saya ga pernah melakukannya. Kalau netbooknya sedang benar-benar tidak dipakai dan sama sekali tidak ada program yang jalan, saya lebih memilih sleep mode dengan cara menutup lid netbook. Dan tentunya ketika dalam mode sleep juga saya tetap membiarkan chargernya terus terpasang.


“Kalau laptopnya tidak akan dipakai untuk waktu agak lama, misalnya seharian penuh atau waktu tidur malam?”


Sebenarnya, kalau sama sekali tidak ada program yang jalan, lebih baik di dimatikan saja (turn off/shut down). Tapi kalau ada program yang jalan tapi kita ga mau menutup programnya, maka hibernate lebih bagus daripada sleep mode. Soalnya hibernate sama dengan mematikan laptop, tapi data program yang lagi jalan disimpan terlebih dahulu ke harddisk untuk nanti kemudian di-load kembali ke memori waktu laptopnya dinyalakan kembali. Meskipun begitu, saya tetap lebih memilih sleep mode karena lebih cepat saat dinyalain lagi, hanya butuh waktu sekitar 2 detik dibandingkan dengan mode hibernate yang butuh waktu 10-15 detik. Alasan lain, sekalian ujicoba daya tahan netbook saya. :D


“Ga apa-apa gitu laptopnya dibiarkan dalam mode sleep untuk waktu yang lama?”


ASUS menyebutkan kalau netbook Eee PC 1025C ini mampu bertahan selama 21 hari dalam keadaan standby. Jadi, menurut pendapat awam saya, setidaknya netbook ini sudah dites dibiarkan selama 21 hari dalam mode sleep. Tapi seperti yang saya bilang sebelumnya, sleep mode saya lakukan kalau benar-benar tidak ada program yang jalan sama sekali. Tapinya lagi, alasan saya membeli netbook ini kan untuk menjalankan software selama 24 jam nonstop buat salah satu proyek saya. Jadi, netbooknya jarang masuk sleep mode, tapi nyala terus dan hanya layarnya saja yang mati.


“Kalau udah lama dipakai dan ga dimatikan, kok laptopnya jadi terasa lambat?”


Ya, memang seperti itu. Apalagi program-program yang agak berat seperti web browser dan office, jadi terasa lambat. Kebiasaan saya adalah sering menutup program-program tersebut. Untuk web browser, kan ada fitur save session. Jadi, kita bisa restore session kalau ingin membuka kembali tab-tab yang dibuka sebelumnya. Kalau memang benar-benar terasa lambat semuanya, restart aja laptopnya. Biasanya langsung normal kembali. Saya suka melakukannya sekali-kali di PC, biasanya beberapa minggu sekali atau bahkan beberapa bulan sekali. Kalau netbook saya sih umurnya kan baru 10 hari. Tapi tentunya saya akan melakukan hal yang sama pada netbook saya, seperti pada PC.


“Menurutmu seberapa lama netbook kamu itu bisa bertahan, Pan?”


Entahlah. Saya juga penasaran, hehehe. Pengennya sih minimal kuat selama 2-3 tahun. Kalau bisa ya 7-10 tahun atau bahkan lebih. :D
Next
Newer Post
Previous
Older Post