Satu pepatah lama di internet mengatakan:
"Jika Anda menggunakan sesuatu secara gratis, maka sebenarnya Anda-lah yang dijual.”
Tiga bulan yang lalu, Facebook mengakuisisi Instagram. Facebook gratis, Instagram gratis. Kalau berdasarkan pepatah tersebut, apa yang dijual mereka? Atau lebih tepatnya, siapa? Kita. Ya, kita-lah yang dijual oleh Facebook dan Instagram. Tapi itu juga kalo kita jadi pengguna Facebook atau Instagram tentunya, hehehe. Nah, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Dua hari yang lalu, 17 Desember 2012, Instagram mengeluarkan kebijakannya yang baru. Privacy Policy dan Terms of Service-nya di-update dan mulai berlaku efektif pada 16 Januari 2013. Tak berapa lama setelah kebijakan tersebut dikeluarkan, berbagai reaksi negatif muncul terhadap beberapa poin pentingnya.
- Instagram memiliki hak untuk menjual foto pengguna tanpa pembayaran atau pemberitahuan.
- Facebook mengklaim hak penuh untuk lisensi semua foto publik Instagram, baik untuk perusahaan atau organisasi lainnya, termasuk untuk tujuan periklanan.
- Jika pengguna Instagram meng-upload foto setelah tanggal 16 Januari 2013, dan kemudian menghapus akun mereka setelah tanggal tersebut, maka Facebook tetap memiliki hak untuk menjual foto-foto tersebut dan tidak dapat dibatalkan.
Facebook melakukannya dengan cara menghapus kata limited license, lalu memasukan kata transferable dan sub-licensable yang berarti Facebook menjadi pemegang lisensi penuh atas foto-foto usernya untuk dijual ke perusahaan lain.
Kedua, adalah kalimat "a business or other entity may pay us to display your... photos... in connection with paid or sponsored content or promotions, without any compensation to you." Yang berarti perusahaan atau pihak ketiga membayar kami (Facebook) untuk foto-foto yang diiklankan tanpa sedikit pun kompensasi terhadap Anda (pemakai Instagram).
Salah seorang pengguna Twitter yang kesal menyindir, “Instagram sekarang adalah iStockPhoto yang baru, kecuali mereka tidak perlu membayar apapun untuk menggunakan gambar Anda.”
Kemarin, 18 Desember 2012, Instagram pun meminta maaf. Mereka mengatakan akan “menghapus” kata-kata yang menyatakan bahwa mereka berhak untuk menjual foto-foto penggunanya atau memakainya dalam iklan. Lebih lanjut, Chief Executive Instagram, Kevin Systrom, mengatakan:
“Kami membayangkan sebuah masa depan di mana kedua pengguna dan merek dapat sama-sama mempromosikan foto dan akun mereka untuk meningkatkan keterlibatan dan membangun sesuatu yang lebih bermakna. Katakanlah satu bisnis ingin mempromosikan bisnis mereka untuk mendapatkan lebih banyak pengikut dan Instagram mampu menampilkan bisnis tersebut dengan beberapa cara. Dalam rangka untuk membantu membuat promosi yang lebih relevan dan berguna, maka akan sangat membantu jika Anda dapat melihat yang orang-orang yang Anda ikuti (rekan, kerabat Anda) ternyata juga mengikuti bisnis tersebut. Dengan cara ini, data yang Anda miliki - seperti tindakan yang Anda ambil (misalnya, mengikuti account) dan foto profil Anda - mungkin muncul jika Anda mengikuti bisnis tersebut.”
Hmm... sepertinya sistemnya akan jadi seperti Facebook’s Sponsored Ads. Misalnya kalau teman kita nge-like satu merek tertentu, maka suka muncul iklan (biasanya di sebelah kanan) yang mengatakan teman kita itu menyukai merek tersebut dan ada foto profil teman kita itu juga di iklannya. Tentu hal ini setidaknya bermaksud untuk membuat kita lebih tertarik terhadap iklannya karena ada teman kita di sana. Mungkin setidaknya membuat kita ikut nge-like atau ngeklik iklannya.
Sumber: CNET
Instagram says it now has the right to sell your photos
Instagram apologizes to users: We won't sell your photos