Unescaped-Me
Pan's Personal Blog
Pasukan Troll

Aneh memang dunia internet itu. Sekarang troll pun bisa jadi pekerjaan. Ngetroll pun dibayar. Sebenernya ini udah lama terjadi sih, tapi saya baru tau kemaren-kemaren, hehe. Entah gimana awalnya saya lagi browsing apa, eh tiba-tiba jadi "research" tentang troll yang dibayar ini.

"Eits, tunggu-tunggu, troll itu apa?"

Saya ambil dari Wikipedia aja ya:

Internet troll mengacu pada orang yang mengirim pesan (atau juga pesan itu sendiri) di Internet dengan tujuan untuk membangkitkan tanggapan emosional atau kemarahan dari pengguna lainnya, ... untuk menantang pendapat umum atau asumsi umum dari forum yang mereka ikuti, dengan tujuan untuk mengalihkan atau mengenalkan cara berpikir yang baru.

Kalo kita suka aktif di forum-forum atau di situs-situs yang ada tempat komentarnya, pastilah kita pernah ketemu ama troll. Yah, meskipun kita ga aktif kirim komentar, tapi kalo kita jadi silent reader dan suka baca-baca komentar pun seringlah pasti kita ngeliat orang ngetroll. Mungkin malah kadang berpikir, "ini orang ngeyel banget, ngeselin banget, ga ngerti-ngerti, nyolot banget, maunya apa sih?"

Misalkan, di suatu forum atau website sedang ngebahas ketidakpuasan terhadap produk A atau perusahaan X. Nah kebanyakan orang komen tu pun menyatakan keluh-kesah atau ketidaksukaannya terhadap produk A atau perusahaan X tersebut. Kadang orang tu sangat negatif dalam menyampaikan sehingga terkesan ngejelek-jelekin banget si perusahaan X tersebut, dan kadang ada juga orang mengkritiknya tu membangun. Tentunya ga semua orang memiliki opini yang sama, sehingga ada juga yang justru malah suka, memuji, atau menyampaikan kepuasan secara real dan objective. Namun ada perbedaan dengan si troll ini. Dia menyampaikannya cenderung tanpa fondasi, tanpa alasan, tanpa argumen-argumen mendasar, atau bahkan tanpa adanya pengalaman dia sendiri mengenai subyek yang sedang dibahas.

Seringkali orang pun menanggapi, "ini si troll dibayar juga kaga, tapi ngebelanya kok segitunya." Atau, "ini kita lagi ngomongin poin yang ini, eh si troll malah ngomongin apa coba." Atau, kok si troll malah ngebahas Z sih, emang dia dibayar ama si Z?"

Tentu setiap kali saya baca yang seperti itu, ga pernah terlintas kalo ngetroll pun bisa dibayar. Siapa sih yang mau bayar buat ngetroll? Ungkapan-ungkapan "dibayar" seperti yang dicontohkan di atas pun saya ngerasanya itu hanya tanggapan emosional saja, bukan menuduh si troll memang dibayar.

Weleh tapi ternyata, beneran, sekarang orang pun bisa dibayar dengan jadi troll. Siapa yang ngebayar? Dari yang saya baca, dua pelaku utamanya tu biasanya perusahaan dan pemerintah. Tujuannya? Bisa untuk mengalihkan topik yang sedang dibahas, bisa untuk menimbulkan tanggapan emosional dari orang-orang supaya kehilangan "mood" buat ngelanjutin bahasan tersebut dan topik itu pun ditinggalkan, bisa untuk menetralisir atau mengubah pandangan umum orang-orang yang sedang ngebahas topik itu, bisa untuk mengganti opini publik, atau malah bisa untuk menyebarkan propaganda atau menggiring publik menuju opini-opini tertentu.

Memang yang saya baca tu semuanya terjadi di situs-situs luar. Saya ga tau apa hal ini juga terjadi di Indonesia. Tapi saya rasa tidak menutup kemungkinan bahwa hal itu terjadi juga di Indonesia. Meng-"kampanye"-kan sesuatu atau berbagai macam hal, baik barang, image, atau opini tertentu. Bisa di sosial media, bisa di forum-forum, bisa di website-website manapun.

Perusahaan-perusahaan atau pemerintah menghabiskan ribuan dolar untuk membayar troll-troll tersebut. Wah, jadi tinggi nih bayarannya? Ternyata tidak, dari beberapa orang yang mengaku sebagai "paid troll", dia bilang bayarannya kecil banget. Tapi karena gampang dan bisa dilakukan kapanpun dimanapun, dia sih mau-mau aja. Lumayan nambah-nambah duit.

Hmm, kalo bayarannya kecil tapi duit yang dihabiskan pemerintah/perusahaan bisa sampe ribuan dolar, berarti banyak banget kan yang dibayar sebagai troll ini. Saya kebayangnya sih gitu. Banyak. Pasukan troll. Haha. :D

Kalo ada kesempatan, apakah saya mau jadi troll yang dibayar? Hmm, tergantung bayarannya berapa sih. Hahaha. Kecilnya tu "seberapa kecil"? Tapi untuk saat ini sih jawabannya tidak. Kenapa saya ga mau?
  1. Ribet. Duh kebayangnya juga udah males, harus buka halaman website yang dituju, bikin komen baru, nanggepin balik tanggapan-tanggapan orang, dst dst.
  2. Ga sesuai karakter saya. Saya paling ga bisa deh kayanya kalo harus nyolot-nyolot orang, bikin suasana jadi negatif dan ga kondusif.
  3. Paling ga suka debat. Ugh, males banget kalo sampe adu argumen, apalagi kalo yang udah kebawa emosi itu. Lebih baik tidak berargumen deh.
  4. Tanggung jawab moral. Sebenernya ini ga terlalu berpengaruh juga buat saya. Kalo bayarannya gedeeeeee banget, ya saya mau-mau aja sih, wkwkwkwk. Yah, anggaplah saya orang yang ga bermoral, hahaha. Meski demikian, ada perasaan kalo ini bukan sesuatu yang etis dan bisa dipertanggung-jawabkan secara moral. Lah, kalo saya ngelakuin hal ini berarti udah menyebarkan hal negatif buat orang dan/atau mungkin ngelukain perasaan orang juga. Ah, ga bener deh kayanya.
  5. Duit. Ini yang paling penting, wkwkwk. Untuk saat ini, dan semoga untuk seterusnya, saya bisa mendapatkan uang lewat internet dengan cara lain dan dalam jumlah yang lumayan (untuk ukuran saya). Jadi ya ngapain juga jadi troll yang dibayar? :D

Terakhir, apa yang menjadi parameter seberapa kecil/besarnya bayaran para troll tersebut? Nah, ini menarik. Tak lain, tak bukan, si troll tersebut dibayar berdasarkan jumlah reply yang dia peroleh. Semakin banyak tanggapan yang dia terima atas komentarnya, maka semakin tinggi bayaran yang dia dapat. Jadi, kalo kita ketemu dengan troll di website manapun, ingat "do not feed the troll". Jangan direspon, jangan dibales, jangan direply. Biarkan aja. Lebih baik lapor ke momod setempat biar komen si troll dihapus. Atau, kalo komentarnya bisa di-"flag" ya lebih baik, atau di-"report" gitu.

Sumber artikel: banyak. Saya cuma search via Google, membuka banyak hasil pencarian, dan membacanya satu-persatu. :D
Next
Newer Post
Previous
Older Post