Entah kenapa saya ini. Kalo lagi butuh suatu program, pasti downloadnya langsung beberapa. Ga puas cuma satu. Bahkan bisa sampai belasan atau puluhan program yang saya coba. Hahaha, udah kaya software tester aja yah. :D
Salah satunya adalah antivirus. Biasanya sih pake salah satu antivirus yang engga gratis. Tapi kemudian yang versi “jamu” ini ternyata bermasalah. Jadinya saya cari lagi deh antivirus lain. Kali ini saya nyarinya yang gratisan. Saya memang sedang mencoba mengurangi software “jamu” di PC maupun laptop saya, hehe.
Berikut ini daftar antivirus gratis dan pendapat saya setelah mencobanya. Sebagai info, PC yang digunakan memiliki spesifikasi Pentium IV, RAM 1 GB dengan sistem operasi Windows XP.
8. BitDefender 10 Free Edition
Jujur aja, ini antivirus yang paling saya ga suka, wkwkwk. Programnya berat. Dan dia itu ga punya fitur Real-Time Protection (RTP), yaitu fitur untuk melindungi komputer kita dari serangan virus secara otomatis. Loh kok antivirus tapi ga bisa menangkal virus, gimana sih? Ya emang gitu. Bisa dibilang sebenernya dia bukan antivirus, tapi hanya On-Demand Virus Scanner. Artinya, kita harus ngescan manual pas butuh, misalnya pas baru download file dari internet atau pas baru nyolokin flashdisk.
+ Automatic update-nya oke, maklumlah vendor besar, hehe.
+ Deteksi virus-nya juga bagus.
- Bikin berat komputer, meskipun ga punya fitur real-time protection.
- Ada services/processes jalan di background, padahal cuma on-demand virus scanner.
Download BitDefender
7. Antivirus Lokal (buatan Indonesia)
Sebenernya ada banyak antivirus buatan Indonesia. Tapi saya hanya coba beberapa aja. Menurut saya, antivirus lokal sebaiknya tidak digunakan sebagai antivirus utama. Kenapa? Karena update databasenya yang tidak rutin dan deteksi virusnya yang kurang baik (sering false-positive atau salah deteksi). No offense buat anak-anak bangsa yang udah susah payah mengembangkannya, dan bukannya saya tidak menghargai jerih payahnya, tapi saran saya adalah antivirus lokal mendingan dipakai sebagai on-demand virus scanner aja dan matikan fitur RTP-nya.
Suka ada yang bertanya, kenapa ga pasang dua antivirus sekaligus? Kata saya sih mendingan jangan deh. Pertama, karena makin bikin berat komputernya. Kedua, karena suka bikin konflik dan error ke komputernya. Jadi, seperti yang saya bilang sebelumnya, lebih baik RTP-nya pakai antivirus lain sedangkan antivirus lokal ini dipakainya kalo pas lagi ngerasa perlu buat ngescan manual.
Mengenai update database yang tidak rutin, saya sendiri ngerti kok. Itu butuh biaya. Masalah dana pasti jadi salah satu kendala, apalagi ini kan freeware alias gratisan. Saya juga ngalamin soalnya. :/ Beda sama program kaya Kamus atau program-program offline serupa yang istilahnya ga perlu di-update lagi. Belum lagi masalah waktu, pasti pengembangnya punya pekerjaan utama buat cari duit dong, hehe. Jadi antivirusnya mungkin jadi sedikit terkesampingkan.
Oke deh, balik ke soal antivirus. Secara umum, ini kelebihan dan kekurangannya:
+ Relatif lebih ringan
+ Baik dalam memberantas virus lokal
- Update databasenya yang tidak rutin
- Deteksi virus non-lokal kurang baik
- Sering false-positive (salah deteksi)
7.5. ARTAV
Well, saya cuma mencobanya karena antivirus ini bikinan anak SMP. Tapi tampaknya udah ga dikembangin lagi, jadi udah ga update lagi.
Download ARTAV
7.4. Morphost Antivirus
Mirip-mirip ama ANSAV dan Smadav.
Download Morphost Antivirus
7.3. ANSAV
Mirip-mirip ama Morphost dan Smadav.
Download ANSAV
7.2. Smadav
Mirip-mirip ama Morphost dan ANSAV.
Eh, niat ga sih ini ngereviewnya? Wkwkwk. Tapi emang beneran kaya gitu, kata saya ketiganya itu mirip-mirip fitur dan kemampuannya. Kan secara umum, di atas udah ditulis review antivirus lokalnya. Palingan yang agak unik, ANSAV dan Smadav ini langsung nge-lock autorun di flashdisk. Tapi ga semua orang suka fitur itu. Soalnya kadang bikin konflik dan masih suka terkena virus baik flashdisk maupun komputernya.
Download Smadav
7.1. PC Media Antivirus (PCMAV)
Menurut saya ini yang deteksinya paling baik di antara antivirus buatan Indonesia lainnya. Tapi tetep aja sering salah deteksi. Kekurangannya, PCMAV juga lebih berat dibandingkan antivirus lokal lainnya. Juga bisa dibilang, PCMAV ini paling “menjual”. Wajarlah, yang bikinnya punya modal, hehe. Tapi antivirus ini engga benar-benar gratis. Soalnya, untuk mendapatkannya kita harus beli majalahnya. Di dalemnya ada bonus PCMAV. Tapi jangan khawatir, kita tetep aja bisa ngedapetinnya secara “gratis”. XD
* Caranya kunjungi website resminya di virusindonesia.com
* Lalu lihat versi PCMAV yang terbaru. Saat ini yang terbaru adalah PCMAV 8.6 Raptor
* Terus cari deh di mbah Google dengan cara mengetik:
download "pcmav 8.6 raptor" -site:virusindonesia.com
* Pilih aja salah satu hasil pencarian, biasanya ada link downloadnya :D
Download PCMAV 8.6 Raptor
6. ClamWin
ClamWin juga berupa on-demand virus scanner dan ga punya fitur RTP. Tapi kalo dibandingin ama antivirus-antivirus non-RTP di atas sih, saya paling suka ClamWin soalnya programnya ga neko-neko. Ga banyak fitur, service atau process aneh-aneh. Jadi bukan bloatware.
+ Bukan bloatware
+ Up-to-date dan deteksinya baik
+ Relative ringan
- Scanning virusnya cenderung lambat
- Ukuran program yang agak besar ~45.8 MB, padahal hanya on-demand virus scanner
- Ukuran database yang juga besar (utama ~30 MB, daily ~5 MB)
Download ClamWin
5. Panda Cloud Antivirus
Sesuai namanya “cloud”, antivirus ini ngelakuin scanning di server mereka. Jadinya engga ngebebanin komputer kita. Secara teori, hal itu harusnya membuat Cloud Antivirus ini jadi super-ringan. Tapi faktanya, engga tuh. Malahan bikin booting komputer saya jadi lelet, baik startup maupun shutdown. Dan terkadang waktu dipake suka bikin CPU usage jadi tinggi malahan. Mungkin karena butuh internet terus? Atau karena internet saya yang lambat? Entahlah, saya hanya pemakai. Kalo kenyataannya waktu dipakai lambat, ya lambat. :D
Dan namanya juga cloud, kalo mau pakai antivirus ini, komputernya harus online terus. Kalo dipakai offline jadinya ga efektif. Mereka bahkan bilang kalo antivirusnya ga bisa ngedeteksi virus lama kalo dipakai offline.
+ Paling up-to-date tentunya, karena memakai teknologi cloud
- Bikin komputer lambat
- Butuh internet terus-menerus, tidak efektif dipakai offline
- Ada iklannya
Download Panda Cloud Antivirus
4. AVG Free Edition
Kalo antivirus nomor 6-8 kan bagusnya dipakai sebagai on-demand virus scanner. Yang nomor 5 itu antivirus berteknologi cloud. Nah, kalo yang nomor 1-4 ini baru deh antivirus yang “real”. :D Keempat antivirus ini udah terkenal deh kayanya. Dan mungkin temen-temen Unescaped juga udah pada tau.
Kita mulai dari AVG Free Edition. Yang paling saya suka dari AVG adalah fitur Game Mode. Kalo kita lagi maen game, antivirusnya bakalan menyesuaikan dan engga ngelakuin scanning atau update database yang berat-berat. Jadinya ga bakalan bikin gamenya jadi nge-lag gitu. Game mode ini akan jalan secara otomatis kalo kita maen game. Game mode juga otomatis bekerja kalo kita ngejalanin aplikasi full-screen atau kalo lagi nonton video.
+ Ada game mode
+ Semakin lama dipakai, scanning jadi makin cepet, karena antivirusnya bisa “mengingat” scanning-scanning sebelumnya
- Bikin berat
- Ada iklannya
- Deteksi virus masih kalah bagus dibanding yang nomor 1-3
Download AVG Antivirus:
* Untuk Windows 32-bit
* Untuk Windows 64-bit
3. Avast! Free Antivirus
Secara umum sih antivirus-antivirus dari nomor 1 sampe 4 ini udah sama baiknya. Tapi dibandingin dengan yang lain, Avast ini bisa dibilang memiliki fitur paling lengkap. Ada anti-spywarenya, anti-rootkit, web shield, P2P shield, dll. Banyak deh pokoknya, sampai-sampai ada 7 atau 8 background service gitu. Tapi anehnya, service-servicenya Avast ini ga terlalu bikin berat meski ada banyak. Dan jangan khawatir, pake Avast tetep mudah dan simpel kok. Cuma saya pribadi sih kurang suka karena pengennya antivirus yang paling cepet tanpa perlu banyak fitur, hehe. Tapi kalo temen-temen suka yang komplit (emang nasi goreng? XD), Avast yang paling cocok.
Tapi... Avast ini gratisnya cuma setaun. Pertama install, cuma bisa dipakai 30 hari. Terus kita harus registrasi dan aktivasi (gratis). Setelah itu bisa dipakai gratis setaun. Taun depannya, ya registrasi dan aktivasi lagi aja pakai email yang lain. Isi datanya ngasal aja, wkwkwk.
+ Fitur paling lengkap
+ Deteksi virus bagus
+ Update database cepet
- Banyak background service
- Harus aktivasi/registrasi tiap tahun
Download Avast!
2. Avira AntiVir Personal
Dibandingin AVG dan Avast sih Avira lebih ringan. Fiturnya juga lumayan lengkap, ga kalah ama Avast. Cuma satu kekurangannya: antivirusnya terlalu kepo, wkwkwk. Antivirus kok kepo sih? Iya tuh, hehe, Avira ini terlalu banyak nanya. Mau update, nanya dulu. Mau scan, nanya dulu. Ada virus, nanya lagi. Sampai-sampai kalo kita ngelakuin context-menu scan (klik kanan di Windows Explorer), terus dia ternyata nemu virus, eh bukannya dibersihin malah diblok doang sambil nanya mau diapain. Kepo banget kan? XD Jadinya kalo kita baru install antivirus ini, pertama-tama harus ngerubah banyak setting dulu biar dia ga banyak nanya (popup).
+ Standar lah yah: deteksi ama update-annya bagus dan cepet
+ Hampir yang paling ringan, masih kalah ama yang nomor 1 :D
- Terlalu banyak popup
Download Avira AntiVir
1. Microsoft Security Essentials (MSE)
Dan ini yang sekarang saya pakai. Paling ringan, paling simpel, paling cepet. Antivirus yang paling bagus datang langsung dari pembuat Windowsnya sendiri: Microsoft. Saya sendiri heran, perasaan kalo Microsoft ngasih program gratis itu biasanya bloatware deh. Tapi kali ini engga. Antivirusnya efektif banget menurut saya. Kayanya sih karena mereka udah tau betul celah-celah dan seluk-beluk Windows. Padahal biasanya saya skeptis kalo udah denger “program gratis dari Microsoft”, haha. Tapi MSE ini sedikit mengurangi keskeptisan saya. :P
+ Paling ringan
+ Paling cepet
+ Simpel tapi efektif
- Pertama kali install, proses updatenya lama. Tapi setelah itu cepet.
- Minim feature (yang justru malah saya suka :D)
Download MSE:
* Untuk Windows 32-bit
* Untuk Windows 64-bit